PRAKTEK-PRAKTEK PEREKONOMIAN
SOSIALIS DAN LIBERALIS DI INDONESIA
Disusun
oleh :
Lydia
Johanna .T
26214207
1EB13
FAKULTAS
EKONOMI / JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “Praktek-Praktek
Perekonomian Sosialis dan Liberalis di Indonesia”. Selain sebagai tugas,
makalah ini juga saya tujukan untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang
praktek-praktek perekonomian sosialis dan liberalis yang ada di Indonesia.
Dalam
kesempatan ini, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Saya juga menyadari bahwa makalah yang saya tulis
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya menerima kritik dan saran
dari pembaca, agar ke depannya saya dapat menulis makalah dengan lebih baik
lagi.
Depok, 8 Mei 2015
Penulis,
Lydia Johanna .T
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi jika ditinjau lebih
jauh maka akan beragam sekali macam-macamnya karena beragam pula negara yang
menerapkannya. Pengertian umum dari sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata
cara untuk mengatur perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk
meraih suatu tujuan. Sistem perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain ideologi bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan
struktur ekonomi. Perbedaan antara satu sistem ekonomi dan sistem ekonomi
lainnya yaitu bagaimana cara sistem itu mengelola faktor produksinya.
B.
Macam-Macam
Sistem Ekonomi
Ada 4 (empat) macam sistem ekonomi
yang diterapkan di berbagai negara di dunia, yaitu :
1.
Sistem
Ekonomi Tradisional
Masyarakat yang mempunyai sistem ekonomi
tradisional adalah masyarakat yang belum ada pembagian kerja, cara mendapatkan
barang dengan barter, belum mengenal uang sebagai alat pembayaran, produksi dan
distribusi terbentuk karena tradisi dan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Ciri-cirinya adalah :
ê
belum
ada pembagian kerja
ê
pertukaran
dengan sistem barter
ê
jenis
produksi ditentukan sesuai dengan kebutuhan
ê
hubungan
masyarakat bersifat kekeluargaan
ê
bertumpu
pada sektor agraris
ê
keadaan
masyarakatnya masih statis, tradisional, dan miskin
2.
Sistem
Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi
liberal adalah suatu sistem dimana negara memberi kebebasan kepada setiap orang
untuk mengadakan kegiatan ekonomi.
Ciri-cirinya
adalah :
ê
hak
milik atas alat produksi di tangan perorangan
ê
harga
barang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar
ê
adanya
persaingan bebas
ê
tidak
ada campur tangan pemerintah di dalam perekonomian
ê
modal
memegang peran penting
ê
terbuka
kesempatan bagi individu untuk mengejar keuntungan
3.
Sistem
Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi
sosialis adalah sistem ekonomi di mana seluruh kebijakan perekonomian
ditentukan oleh pemerintah sedangkan masyarakat hanya menjalankan peraturan
yang ditentukan.
Ciri-cirinya
adalah :
ê
perencanaan
disusun oleh pemerintah pusat
ê
semua
alat produksi dikuasai oleh negara
ê
produksi,
distribusi dan konsumsi diatur secara terpusat
ê
inisiatif
dan hak milik perorangan dibatasi
4.
Sistem
Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi
campuran merupakan perpaduan antara sistem liberal dan sistem sosialis, yang
mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang juga berarti
garis antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu.
Ciri-cirinya
adalah :
ê
adanya
campur tangan pemerintah dalam perekonomian
ê
pihak
swasta ikut berperan dalam kegiatan perekonomian
BAB II
ISI
A.
Contoh
Praktek Sistem Ekonomi Liberalis di Indonesia
Contoh bukti
praktek ekonomi liberal di negara kita dapat kita lihat yaitu pada proyek
minyak blok Cepu yang pada akhirnya infestor asing (Exxon Mobile) berhasil
mengungguli Pertamina selaku perusahaan negara, Belum lagi Freeport di Papua
yang dikuasai Infestor asing dari Amerika.
PT. Freeport Indonesia (PTFI atau
Freeport) adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya
dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. Perusahaan ini merupakan
perusahaan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport
Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing
tambang Ertsberg (dari 1967 hingga 1988) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di
kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Freeport-McMoRan
berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan US$ 6,555 miliar pada tahun
2007. Mining Internasional, sebuah majalah perdagangan, menyebut tambang emas
Freeport sebagai yang terbesar di dunia. Freeport memperoleh kesempatan untuk
mendulang mineral di Papua melalui tambang Ertsberg sesuai Kontrak Karya
Generasi I (KK I) yang ditandatangani pada tahun 1967. Freeport adalah
perusahaan asing pertama yang mendapat manfaat dari KK I. Dalam perjalanannya,
Freeport telah berkembang menjadi salah satu raksasa dalam industri
pertambangan dunia, dari perusahaan yang relatif kecil. Hal ini sebagian besar
berasal dari keuntungan yang spektakuler sekaligus bermasalah yang diperoleh dari
operasi pertambangan tembaga, emas, dan perak di Irian Jaya, Papua.
KK
I dengan Freeport ini terbilang sangat longgar, karena hampir sebagian besar
materi kontrak tersebut merupakan usulan yang diajukan oleh Freeport selama
proses negosiasi, artinya lebih banyak disusun untuk kepentingan Freeport.
Dalam operasi pertambangan, pemerintah Indonesia tidak mendapatkan manfaat yang
proposional dengan potensi ekonomi yang sangat besar di wilayah pertambangan
tersebut. Padahal bargaining position pemerintah Indonesia terhadap Freeport
sangatlah tinggi, karena cadangan mineral tambang yang dimiliki Indonesia di
wilayah pertambangan Papua sangat besar bahkan terbesar di dunia.
Selain itu, permintaan akan barang
tambang tembaga, emas dan perak di pasar dunia relatif terus meningkat. Dengan
kondisi cadangan yang besar, Freepot memiliki jaminan atas future earning.
Apalagi, bila ditambah dengan kenyataan bahwa biaya produksi yang harus
dikeluarkan relatif rendah karena karakteristik tambang yang open pit. Demikian
pula emas yang semula hanya merupakan by-product, dibanding tembaga, telah
berubah menjadi salah satu hasil utama pertambangan. Freeport sudah sejak lama
berminat memperoleh konsesi penambangan tembaga di Irian Jaya.
KK I Freeport
disusun berdasarkan UU No 1/67 tentang Pertambangan dan UU No. 11/67 tentang
PMA. KK antara pemerintah Indonesia dengan Freeport Sulphur Company ini
memberikan hak kepada Freeport Sulphur Company melalui anak perusahaannya
(subsidary) Freeport Indonesia Incorporated (Freeport), untuk bertindak sebagai
kontraktor tunggal dalam eksplorasi, ekploitasi, dan pemasaran tembaga Irian
Jaya. Lahan ekplorasi mencangkup areal seluas 10.908 hektar selama 30 tahun,
terhitung sejak kegiatan komersial pertama. KK I mengandung banyak sekali
kelemahan mendasar dan sangat menguntungkan bagi Freeport dan segelintir orang
yang duduk dikursi kekuasaan.
B.
Contoh
Praktek Sistem Ekonomi Sosialis di Indonesia
Ø Penurunan Nilai Uang
(Devaluasi)
dengan tujuan:
· guna membendung
inflasi yang tetap tinggi
· untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat
· meningkatkan nilai
rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan
Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya
mengenai penuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut.
1.
Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50
2.
Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100
3.
Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000
Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan
ekonomi yang semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang moneter. Para
pengusaha daerah di seluruh Indonesia tidak mematuhi sepenuhnya ketentuan
keuangan tersebut.
Ø Dekon dan Peraturan
1963
Pada bulan Maret 1963, dicanangkan Deklarasi Ekonomi (Dekon). Dimaksudkan
untuk menguraikan metode yang hendak digunakan untuk melaksanakan Rencana
Delapan Tahun. Menurut Dekon, pertumbuhan ekonomi akan terjadi dalam dua tahap
yakni :
1. Tahap pertama adalah penataan ekonomi yang sifatnya nasional dan demokratis
serta bersih dari sisa peninggalan
imperialisme dan feodalisme.
2.
Tahap Kedua adalah tahap pembangunan ekonomi sosialis Indonesia
Dekon mencerminkan maksud pemerintah untuk mengadakan perubahan yang
radikal dalam kebijaksanaan ekonominya. Dekon memberi bimbingan positif untuk
empat bidang yakni:
1.
Penentuan laju pertumbuhan ekonomi
2.
Peningkatan laju penanaman modal dalam negeri dan asing
3.
Pembukaan hubungan ekonomi internasional
4.
Penentuan kegiatan ekonomi sektor swasta, koperasi dan negara
Peraturan 26 Mei merupakan suatu program stabilisasi ekonomi yang
dilaksanakan melalui empat belas peraturan untuk membendung inflasi.
Mengandalkan mekanisme pasar dan harga-harga yang ditentukan melalui mekanisme
tersebut. Merupakan upaya berani untuk menyeimbangkan anggaran nasional,
menghapuskan banyak pengawasan harga, memberikan otonomi yang besar kepada
perusahaan negara dan menyerahkan perusahaan kecil kepada pemerintah daerah.
(Yahya Muhaimin,1991).
BAB III
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulannya, Indonesia
sebenarnya adalah negara yang mampu menggunakan berbagai sistem dalam
pelaksanaan kegiatan perekonomiannya seperti memasukkan sistem ekonomi sosialis
dan sistem ekonomi liberalis pada beberapa bidang untuk terciptanya
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dapat disimpulkan pula bahwa
Indonesia yang menganut dua sistem ekonomi tersebut tentu karena sistem ekonomi
sosialis dan liberalis mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing pada
bidang-bidang tertentu dalam perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar