Pengertian
Sistem-Sistem Ekonomi
Sistem perekonomian
merupakan suatu hal penting karena akan mempengaruhi kegiatan bisnis tersebut
dijalankan. Jenis-jenis sistem ekonomi di dunia adalah :
ê Merkantilisme
Merkantilisme adalah paham yang ditandai dengan
adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan
perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai
standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara
tersebut. Latar
belakang dijalankannya sistem ekonomi Merkantilisme adalah munculnya negara-negara
merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda). Negara
tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya, sehingga
diperlukan
kondisi perekonomian yang
kuat agar tetap mampu bertahan dan ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara,
serta
dibuka jaringan
perdagangan. Selain itu, diadakan
juga pelayaran
serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.
ê Kapitalisme
Kapitalisme adalah
sebuah sistem ekonomi dimana individu secara privat melakukan kegiatan
produksi, pertukaran barang, dan jasa pelayanan melalui sebuah jaringan pasar
dan harga yang kompleks. Kapitalisme menurut Karl Marx, adalah sebuah sistem dimana
pemilik modal menjadi penentu dari seluruh kebijakan pasar dan harga barang
dengan meminimalisir kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
ê Komunisme
Komunisme adalah suatu
sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh
sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki
kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah.
Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh
pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan
sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak
negara yang meninggalkan sistem komunisme tersebut.
ê Sosialisme
Sosialisme adalah suatu
sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan
pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas
lng, dan lain sebagainya. Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis,
mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas
masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin
kesejahteraan seluruh masyarakat.
ê Fasisme
Fasisme muncul dari
filsafat radikal yang muncul dari revolusi industri yakni sindikalisme.
Eksponen sindikalisme adalah George Sorel (1847-1922). Para penganjur
sindikalisme menginginkan reorganisasi masyarakat menjadi asosiasi-asosiasi
yang mencakup seluruh industri, atau sindikat-sindikat pekerja. Mereka
menganjurkan agar ada sindikat-sindikat pabrik baja yang dimiliki dan
dioperasikan oleh para pekerja di dalam industri batu bara, dan begitu pula
halnya pada industri-industri lain. Dengan demikian sindikat-sindikat yang ada
pada dasarnya merupakan serikat-serikat buruh akan menggantikan negara. Dalam
sistem ekonomi fasisme, pemerintah melakukan pengendalian dalam bidang
produksi, sedangkan kekayaan dimiliki oleh pihak swasta. Dalam praktik Fasisme
dan Komunisme adalah dua gejala dari penyakit yang sama. Keduanya sering
dikelompokkan sebagai sistem totaliter. Keduanya sama dalam hal pemerintahan,
yaitu kediktatoran satu partai.
ê Demokrasi Ekonomi
Sistem demokrasi
ekonomi adalah suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan
perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan
dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan
pengawasan pemerintah. Hal ini juga dijelaskan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999
dengan menggunakan istilah sistem ekonomi kerakyatan, di mana masyarakat
memegang peran aktif dalam kegiatan ekonomi, dan pemerintah berusaha
menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.
Perbedaan
Bisnis yang Hanya Mengejar Keuntungan dan Bisnis yang Tidak Mengejar Keuntungan
Bisnis yang hanya mengejar keuntungan saja yaitu
serangkaian usaha yang dilakukan oleh si pembisnis tersebut yang menawarkan
barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan atau laba demi penghasilan untuk
kebutuhan mereka. Contoh : Bisnis di bidang keuangan atau perbankan, asuransi,
tekstil, dan lain-lain.
Sedangkan, bisnis yang tidak mengejar keuntungan yaitu
pembisnis yang menjual barang dan jasa guna untuk memberikan manfaat produk
yang mereka jual supaya produk tersebut bermanfaat bagi konsumen yang
membelinya dan tidak terlalu mementingkan seberapa besar keuntungan yang mereka
dapat, itulah yang dinamakan bisnis tidak mengejar keuntungan. Contoh :
Koperasi.
Perbandingan
Pandangan Masyarakat Sekarang dengan Pandangan Masyarakat Zaman Dulu Tentang
Profesi Bisnis
Zaman dulu pekerjaan di bidang bisnis belum menarik
bagi masyarakat dibandingkan dengan sekarang. Tetapi sekarang banyak kemajuan
pandangan masyarakat terhadap bisnis. Pada masa lalu masyarakat selalu
memandang sebelah mata terhadap pekerjaan bisnis, karena bisnis belum dianggap
sebagi profesi bagi mereka. Namun sekarang masyarakat sudah tidak memandang
rendah lagi, karena bisnis sudah diangkat menjadi sebuah profesi.
Tetapi, saat ini masyarakat menjadi termotivasi untuk terjun
ke dunia bisnis, karena bisnis ini dapat mengahasilkan keuntungan. Bagi para
remaja bisnis juga sangat menyenangkan dan bisa menjadi sebuah kesibukan
diwaktu luang maupun sebagai pekerjaan yang paling utama dan menghasilkan
keuntungan untung masa depan mereka. Apalagi sekarang banyak sekali bisnis yang
mudah di lakukan seperti bisnis dagang pakaian, sepatu, acessoris, dan lain-lain secara
online.